Sande’ Race 2013, Sebuah Tradisi Adu Nyali Dan Kemampuan Menaklukkan Ombak |
![]() |
oleh Zulfihadi |
Kamis, 29 Agustus 2013 21:56 | Tampil : 2913 kali.
|
Sande’ adalah simbol keperkasaan lelaki mandar dalam menaklukkan gelombang dan lautan dengan berbekal perahu bercadik yang sekilas nampak rapuh namun mampu membuka mata dunia tentang siapa yang pantas disebut pelaut ulung. Sebuah tradisi kemaritiman yang hampir terlupakan, namun kita patut bersyukur karena belakangan tradisi ini kembali mencuat dalam ajang tahunan Sandeq Race. Setelah beberapa waktu yang lalu informasi tentang hari H pelaksanaan Sande’ Race sempat terombang- ambing dilautan ketidak pastian, kegembiraan itu terwujud pula setelah 32 buah perahu bercadik dengan tiang layar yang begitu tinggi dan tanpa didukung oleh mesin akhirnya secara resmi dilepas oleh gubernur Sulawesi Barat 3 hari lalu tepatnya hari Minggu, tanggal 25 Agustus 2013 yang mana sehari sebelumnya telah dilakukan lomba segi tiga. Lomba segitiga adalah ujian kemahiran para awak sandeq atau dikenal dengan nama "sawi" dalam mengendalikan layar dan kemudi untuk mencapai tiga titik yang telah ditentukan. Para peserta berlomba untuk mencapai finish, sehingga dibutuhkan kelincahan mengendalikan layar agar dapat menangkap angin lebih banyak hingga mendorong perahu untuk melaju lebih kencang. Hasil lomba segitiga di etape Mamuju telah mengukuhkan Cahaya Mandar, Mandala Bintang Timur, dan Surya Persada sebagi juara 1, 2 dan 3. Sementara untuk di etape Majene keluar sebagai pemenang Lomba Segi Tiga adalah Salah satu legenda Sande’ Race, sande’ Arawungang Ratu Pantai, menunjukan kedigdayaannya di lomba Segitiga Majene dalam Sandeq Race 2013. Ini hanya sekedar pengantar saja, kami tidak bisa membahas perjalanan para passandeq dari Mamuju hingga ke Majene, kami hanya akan mengulas aktifitas para passandeq dan sandeqnya saat kedatangan mereka di Polewali Mandar. Sande' berlabuh di Kabupaten Polewali MandarSetelah dilepas di pantai Majene sekitar jam 8 pagi, akhirnya pada pukul 11.15 wita, dua perahu sande’ mulai menampakkan layar dikejauhan, spontan saja semua pengunjung yang memadati pantai Bahari Polewali menoleh dan 15 menit berikutnya sande Sa’be mandar 3 yang bertugas untuk menyambut juara pertama mulai mengembangkan layar dan menuju ketengah laut. Sekitar pukul 13.00 wita, sande sa’be mandar kembali kepantai dengan diiringi oleh pemenang etape 1 Majene- Polewali Mandar yaitu Sande "Bintang Mandala Timur", disusul oleh Sande "Teluk Mandar" diurutan kedua dan sande "Paindo" diurutan ketiga. ![]() Beberapa anggota Kompa Dansa Mandar (Komunitas Penggiat Budaya Dan Wisata Mandar) saat berfoto bersama "sawi" sandeq Mandala Bintang Timur, pemenang etape Majene-Polman (Foto : Zulfihadi) Sangat disayangkan, karena penerus sande Sa'be mandar 01 yang sekarang berada di Brest, Perancis yaitu sande Sa'be mandar 02, hanya bisa menjadi penutup kedatangan peserta sande race kali ini. Menurut salah seorang sawi sande Mandala Bintang Timur, keadaan angin yang mereka dapati ditengah perjalanan menuju Polewali terkesan bersahabat berbeda pada saat lomba segitiga di Majene sehari sebelumnya. Meskipun keadaan angin yang seperti ini sangat diharapkan oleh para istri dan keluarga dari passande’, tentunya angin yang bertiup tidak begitu kencang membuat lomba ini kurang menantang. Namun apapun keadaannya, angin dan cuaca adalah kepunyaan dan kehendak Allah Sang Pencipta dan sebagai makhluk, manusia hanya patut bersyukur. Dan tanpa mengurangi suasanana kemeriahan event ini, kami segenap pa’banua KomPa DanSa mandar (Komunitas Penggiat Budaya Dan Wisata Mandar) mengucapkan SELAMAT DATANG PARA PASSANDE’, SELAMAT DATANG DI BUMI TIPALAYO. KEMBANGKAN LAYARMU DAN BUKTIKAN SIAPA SESUNGGUHNYA SANG PELAUT SEJATI. Penulis : ![]() Kontak Saya : Facebook : https://www.facebook.com/zul.elang.biru
|

Tulisan Terbaru
- Uniknya Wadah Saleleng Dan Tiada Hari Tanpa Manisnya Gula
- Peserta Lomba Mewarnai Tingkat PAUD/TK Membludak Di Ajang LBF 2019
- Lapeo Bahari Festival (LBF) 2019 Mulai Dibuka Malam Ini, Ayo Ke Lapeo !
- Trip Sungai Maloso Mapilli ; Rasa Kawatir Berlebihan Dan Cerita Sejarah Yang Meninabobokan
- Ekspedisi Maloso; Catatan Singkat Dan Rasa Penasaran Pada Jejak Arkeologis Peninggalan Dinasti Tang
