Talloq Panynyu Dan Kenangan Masa Kecilku Di Mandar |
![]() |
oleh Lila Faisal Sahil |
Selasa, 15 April 2014 18:11 | Tampil : 2189 kali.
|
Mengenang masa kecil di tanah kelahiran penuh dengan rasa sentimen. Ada keceriaan yang muncul, ketidakberdayaan, kepolosan khas anak-anak, petualangan anak usia SD yang serba ingin tahu dan menikmati apa saja yang ada di hadapan terutama untuk hal kudapan dan cemilan tradisional. Ada satu waktu ketika saya pulang mengaji di rumah tante, kami menyebutnya puang Daeng, nama sebenarnya adalah "Syarifah Berlian", di bawah tangga (rumah-rumah di Mandar mayoritas rumah panggung) ada tamu nelayan membawa nampan tertutup berisi kue dengan bentuk bulat, karena penasaran maka saya pun naik ke atas rumah dan mengekor tamu tadi dari belakang dengan harapan pasti saya akan mencicipi hantaran ini nantinya di dapur. Ya, saya memang selalu beroleh kuliner ini, makanya paling ingat dengan makanan ini. Merupakan suatu tradisi yang berlaku di daerah kami, biasanya jika ingin melaut maka nelayan akan datang kerumah keluarga Habib untuk minta di doakan agar selamat dan membawa hasil tangkapan ikan yang meruah. Jika di lihat dari jepretan foto saya, kali ini adalah duplikasi dari apa yang terkenang akan penganan bulat ini. Bentuknya yang bulat dengan lumuran tepung halus berwarna putih selalu saja menggugah selera makan, serasa ingin segera mencicipinya. Rasa gula merahnya memang tak ada duanya, apalagi gula yang ada didalamnya adalah gula yang asli dibuat dari olahan nira, bukan gula dengan tambahan pemanis pabrikan yang banyak ditemukan saat ini. Sebenarnya banyak sebutan untuk kue ini di beberapa daerah. Tetapi khususnya untuk daerah saya di Mandar ukurannya sedikit lebih besar dan ketika saya yang masih kanak kanak waktu itu akan membuka mulut dengan lebar, agar si putih ini bisa saya makan. Ukurannya memang besar untuk, karena jika dibandingkan dengan onde-onde yang ukurannya kecil, maka itu enteng saja untuk dilahap, cukup membuka mulut dengan sedikit saja maka sebutir onde-onde sudah masuk, tetapi lain halnya dengan si putih ini, butuh persiapan khusus untuk memakannya. Ukurannya sebesar bola pingpong kadang lebih besar sedikit dan ketika di gigit maka luapan gulanya akan keluar, bahannya terdiri dari tepung ketan ,tepung beras, gula merah, kami populer menyebutnya dengan nama "Talloq Panynyu" yang jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia artinya "Telur Penyu". Penulis :
Kontak Saya : Facebook : https://www.facebook.com/viokasherman.sahil
|

Tulisan Terbaru
- Uniknya Wadah Saleleng Dan Tiada Hari Tanpa Manisnya Gula
- Peserta Lomba Mewarnai Tingkat PAUD/TK Membludak Di Ajang LBF 2019
- Lapeo Bahari Festival (LBF) 2019 Mulai Dibuka Malam Ini, Ayo Ke Lapeo !
- Trip Sungai Maloso Mapilli ; Rasa Kawatir Berlebihan Dan Cerita Sejarah Yang Meninabobokan
- Ekspedisi Maloso; Catatan Singkat Dan Rasa Penasaran Pada Jejak Arkeologis Peninggalan Dinasti Tang
