Foto : Melihat Kedalam Kompleks Makam Raja Dan Hadat Banggae Mandar di Kab. Majene |
![]() |
oleh Administrator |
Rabu, 08 Januari 2014 09:09 | Tampil : 4114 kali.
|
Kompleks Makam Raja Dan Hadat Banggae Mandar Kabupaten Majene adalah kompleks pemakaman Islam, dimana dalam kompleks ini dimakamkan raja-raja dari kerajaan Banggae beserta para kaum hadatnya. Terletak di lingkungan Pangali-ali, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat. Memiliki ukuran 10.589 meter dengan kombinasi batu padas untuk makam dan nisan yang terbuat dari kayu. Secara kesejarahan pernah diteliti oleh Suedi Montana dkk, yang kemudian diterbitkan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Balai Arkeologi Ujung Pandang pada tahun 1994. Kompleks makam ini juga sempat dilakukan pemugaran oleh Suaka PSP Sulawesi Selatan pada tahun 1987, 1988, dan 1990. Disini terdapat kurang lebih 251 buah makam, 1 buah rumah singgah/informasi dan 4 buah gazebo (gardu istirahat). Memasuki halaman utamanya, maka anda akan disambut oleh gerbang, yang tertutup pada saat tertentu (tampaknya menjelang sore) namun jika ingin memasuki kompleks makam, anda bisa menemui pihak juru pelihara makam yang rumahnya tidak jauh dari lokasi ini. Di sisi kiri anda akan disambut pos penjagaan dari pihak pengelola, (Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata kabupaten Majene). Jika ingin masuk kedalam kompleks makam maka anda wajib membayar retribusi sesuai yang telah ditetapkan oleh Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2010. Untuk dewasa retribusinya sebesar Rp 3.000 dan untuk anak-anak sebesar Rp 2.000. Di sisi kanan terdapat sebuah rumah singgah/rumah informasi yang dapat dijadikan tempat untuk beristirahat tepat dibawah kolongnya, namun rumah ini tidak dapat diakses secara bebas, penggunaannya terbatas. Menurut informasi penggunaan rumah ini harus seizin pihak pengelola DISPORABUDPAR Kabupaten Majene.
Bagian depan rumah informasi ini menghadap ke arah makam dengan sisi yang menghadap ke lautan. Dahulu sebuah rumah informasi yang lebih meniru rumah adat Mandar berdiri tepat di tengah kompleks makam, namun kemudian dirubuhhkan dan dipindahkan ke lokasi tepat di sisi kanan gerbang masuk. Mereka yang telah mengantongi izin dari pihak pengelola dapat menggunakan rumah informasi ini sebagai ruang pertemuan. Karena mulai dikelola oleh pihak pemerintah maka kemudian dalam kompleks makam disediakan beberapa gazebo (rumah istirahat berukuran kecil), setidaknya terdapat empat buah gazebo, 3 berhadapan langsung dengan lautan dan satu di bagian yang berdekatan dengan pos penjagaan. Kebersihan dalam kompleks makam sangat dijaga oleh pihak pengelola, ![]() Tampak tempat sampah di salah satu gazebo dalam kompleks makam (Foto : Pusvawirna Natalia Muchtar) Pada bagian pinggiran makam, yaitu di posisi puncak tebing yang strategis, disini makam-makam berukuran besar dengan ketinggian hingga kepala orang dewasa, dan corak nisan yang beragam pula. Diantara makam-makam yang ada disini sini terdapat nisan yang bertuliskan aksara "cina" . Selain itu pada nisan makam juga ditemui ragam hias berupa simbol-simbol seperti geometri, kaligrafi Arab, dan simbol swastika. Dan jika dilihat dari keseluruhan makam yang ada disini, maka ukuran makam di lokasi ini adalah yang paling besar dibandingkan dengan jenis ukuran makam lainnya. ![]() Makam raja-raja dan hadat Banggae Mandar (Foto : Pusvawirna Natalia Muchtar) Masih di bagian pinggiran makam anda dapat melihat bagian laut kabupaten Majene, mulai dari Pantai Dato di lingkungan Baurung, Parappe, Binanga, Tanjung Batu, hingga Pelabuhan Majene ![]() Makam raja-raja dan hadat Banggae Mandar (Foto : Pusvawirna Natalia Muchtar) Dari sini pelabuhan (dermaga kecil) di kabupaten Majene terlihat dengan sangat jelas, begitu pula dengan "Boyang Assamalewuang", gedung pusat kegiatan-kegiatan di kabupaten Majene, tepat dibagian depannya ada taman kota Majene ![]() Bagian pesisir pelabuhan kabupaten Majene tampak dari pinggiran kompleks makam (Foto : Pusvawirna Natalia Muchtar) ![]() Dermaga Majene dari kompleks Makam Raja dan Hadat Banggae Mandar (Foto : Pusvawirna Natalia Muchtar) Dari sini juga anda dapat melihat lingkungan Pangali-Ali dan "Buttu Salabose" singkat kata lokasi ini sangat strategis untuk melihat bagian laut dan gunung di kabupaten Majene. ![]() Lingkungan Pangali-ali tampak dari kompleks Makam Raja dan Hadat Banggae Mandar (Foto : Pusvawirna Natalia Muchtar) Banyak dari dari makam pra Islam yang ada dalam kompleks ini belum dapat ditelusuri dengan jelas, beberapa penelitian yang dilakukan belum mampu mengungkap secara gamblang mengenai identitas pemilik makam. Namun dari ragam hiasa serta bahan batu yang digunakan dapat dibuat asumsi bahwa makam ini telah ada dan berdiri semenjak ratusan tahun yang lalu yaitu sekitar abad 16 dan 17. Dari ragam hias dan bentuk nisan seperti hulu keris dan gada juga banyak ditemukan pada makam-makam lain di daerah Sulawesi Selatan. |

Tulisan Terbaru
- Uniknya Wadah Saleleng Dan Tiada Hari Tanpa Manisnya Gula
- Peserta Lomba Mewarnai Tingkat PAUD/TK Membludak Di Ajang LBF 2019
- Lapeo Bahari Festival (LBF) 2019 Mulai Dibuka Malam Ini, Ayo Ke Lapeo !
- Trip Sungai Maloso Mapilli ; Rasa Kawatir Berlebihan Dan Cerita Sejarah Yang Meninabobokan
- Ekspedisi Maloso; Catatan Singkat Dan Rasa Penasaran Pada Jejak Arkeologis Peninggalan Dinasti Tang
